Kemarin pagi saya mengantar anak saya menyaksikan presidennya yang baru disumpah di gedung Capitol. Berangkat dari rumah jam 9-nan pagi dengan bis umum yang hari itu gratis. Disambung dengan Metro yang sudah penuh dengan orang-orang yang sebagian besar keturunan Afro-Amerika. Sepanjang jalan wajah-wajah sumringah ini asyik bercanda, berfoto, dan mengatur strategi agar bisa mendapatkan tempat yang ideal di Mall untuk menonton Obama bersumpah. Sebagian besar menampilkan dandanan terbaiknya. Banyak saya jumpai perempuan yang tidak muda lagi berbadan besar (istilahnya: Big Mama) memakai mantel bulu dan topi bulu. Dandanan ini mengingatkan saya pada teman baik saya yang dulu gemar mengenakan mantel bulu ketika sekolah di London.
Kami turun di stasiun Federal Centre, sudah jam 11, dan langsung berjalan cepat menuju arah gedung Capitol takut terlambat, karena Metro hari itu jalannya pelan sebagai akibat dari lalu lintas Metro yang tersendat dan Metro yg penuh sehingga ada yang bersandar di pintunya, mengakibatkan beberapa kali remnya otomatis bekerja.
Sampai disamping kantor VOA, terlihat banyak orang berjalan tergesa-gesa kearah berlawanan. Ternyata akses menuju Mall, gate Silver, ditutup & hanya untuk pemegang tiket saja. Pengunjung dianjurkan untuk berjalan sekita 5 blok lagi ke gerbang yang bisa diakses oleh umum.
Tapi kami memilih untuk tetap berjalan terus menuju kearah museum American Indian. Meskipun tidak sampai ke Mall, tapi daerah ini yang paling dekat dengan gedung Capitol, jadi paling tidak kami bisa mendengar pidato Obama.
Ternyata kami sedang beruntung karena tidak lama kemudian, barikade yang menutup akses menuju Mall dibuka, dan pengunjung dibiarkan memenuhi jalan raya yang membelah Mall.
Buat saya, mengharukan sekali menyaksikan antusiasme jutaan orang ini mengikuti acara pengambilan sumpah Obama. Sebagai presiden berkulit hitam pertama di Amerika, Obama dianggap sebagai simbol kemenangan kaum kulit hitam, dan mungkin juga warga kulit berwarna lainnya di Amerika, yang bertahun-tahun lamanya dianggap sebagai warga negara kelas dua. Isu rasisme memang masih kental terjadi di Amerika sampai saat ini. Orang-orang tua dengan kursi roda atau alat batu jalan, dengan tekun menyimak acara demi acara dengan balutan mantel bulu tebal atau selimut untuk mengusir hawa dingin yang saat itu kira-kira berada di 4 derajat dibawah 0. Apakah sakit hatimu bisa tersembuhkan Nek?
Setelah Obama selesai berpidato, kami bergegas menuju keluar dari kerumunan orang menuju Independence Avenue, berbalik kearah kami datang tadi. Tapi ternyata banyak orang berpikiran sama dengan kami. Akhirnya kami terjebak diantara ribuan orang dan menjadi agak panik karena kereta anak saya terjepit ribuan manusia. Sembari mengusir rasa panik saya mendongak, melihat-lihat keatas. Di atas salah satu gedung saya melihat beberapa orang berpakaian hitam-hitam bersiaga disana. Mungkin sniper? Untunglah setelah beberapa saat berjalan dengan sangat lambat, kerumunan menjadi cair.
Kami memutuskan untuk masuk kedalam museum American Indian untuk makan siang di cafe Mitsitam dan kemudian beristirahat menghangatkan badan sekaligus memberikan ruang gerak untuk anak saya yang sudah sebal karena tidak bisa bergerak dengan leluasa di kereta bayinya yang terbungkus rapat seperti kepompong. Sambil mengantri menuju museum, kami melihat pesawat kecil yang mengangkut Bush dan istrinya terbang diatas museum menjauhi Capitol.
Didalam museum yang sangat ramai pegunjung itu, orang-orang duduk-duduk dilantai melepas lelah. Cafe Mitsitam juga sangat penuh, kami harus menunggu agak lama untuk mendapatkan tempat duduk. Sebagian orang memilih untuk duduk dilantai sembari makan. Didepan kami duduk seorang mahasiswi dari Oklahoma bersama seorang teman perempuannya yang mengenakan gigi emas. Keduanya bercerita sangat gembira mendapatkan tiket untuk menyaksikan Obama bersumpah. Mereka berharap pengangkatan Obama akan membawa perubahan didaerahnya yang dipeta politik Amerika warnanya merah (republikan).
Setelah badan cukup hangat, kami keluar dari museum menuju kearah Constitution Avenue untuk melihat parade dimana Obama akan dibawa dengan limo menuju ke White House. Orang-orang sudah berkerumun disepanjang rute parade. Kami tidak bisa mendekati rute parade didekat White house karena membawa kereta bayi dan tas agak besar yang tidak diperbolehkan dibawa.
Setelah agak lama menunggu, akhirnya limo Obama yang diiring oleh beberapa pengawal yang berjalan kaki diseputarnya muncul juga. Orang-orang berteriak riuh rendah mengelu-elukan Obama yang muncul di atas limo yang terbuka atapnya sambil melambaikan tangannya.
Hawa yang sangat dingin membuat kami memutuskan untuk pulang setelah Obama lewat. Kami bergegas menuju stasiun Federal Centre sebelum kerumunan orang menjebak kami lagi. Ternyata disana antrean sudah sangat panjang. Untunglah orang-orang memberi jalan kepada kami untuk dapat menuju lift yang tersedia setelah melihat kereta bayi anak saya. Kamu memang selalu membawa rejeki Nak!
Ternyata orang-orang belum puas juga dengan Obama, beberapa orang masih memborong Washington Post edisi khusus sore itu yang baru dibawa tukang koran di stasiun Metro. Salah satu yang membuat saya geli adalah pembahasan baju-baju yang di kenakan Michelle Obama di CNN. Kira-kira sampai kapan ya demam Obama akan berlangsung?